Kamis, 12 Januari 2012

Harga Sebuah Waktu

 
Seorang Ayah pulang ke rumah dalam keadaan letih di sambut oleh anak lelakinya 
yg berusia 7 tahun didepan pintu. 
 
Anak: Ayah, boleh tidak Kevin bertanya? 
Ayah: “Ya…nak tanya apa?” 
Anak: “Berapa pendapatan ayah per jam ?” 
Ayah: “Itu bukan urusan kamu, buat apa kamu sibuk tanya?” si ayah mulai 
marah karena merasa lelah. 
Anak: “Kevin tidak tahu ayah. Tolonglah beritahu berapa pendapatan ayah satu jam 
bekerja di kantor?” si anak mulai merayu. 
Ayah: “Rp 10.000 perjam, memang kenapa?” 
Anak: “Oh…” si anak menjawab sambil tunduk ke bawah. Kemudian memandang 
wajah ayahnya sambil bertanya, “Ayah….boleh tidak Kevin pinjam Rp 5000 
dari ayah?”. 
Si Ayah mulai menjadi berang dan berkata, ” oh, itu sebabnya kamu tanya 
berapa pendapatan ayah, untuk apa uang sebanyak 5000 ? mau buat 
beli barang mainan lagi? Ayah kerja capek-capek bukan 
untuk buang uang sembarangan. Sekarang pergi ke kamar dan tidur, sudah lewat 
jam tidur nih…” 
Anak kecil 7 tahun itu terdiam dan perlahan-lahan melangkah kembali ke 
kamar tidurnya. 
Si ayah duduk di atas sofa dan mulai memikirkan mengapa anaknya yg sekecil itu memerlukan uang sebanyak itu. 

Kira-kira dua jam kemudian si ayah kembali tenang dan berpikir, kemungkinan anaknya benar-benar memerlukan uang untuk keperluan di sekolahnya karena anaknya tidak pernah meminta uang sebanyak itu sebelumnya. 
Dengan perasaan bersalah si ayah melangkah menuju kamar anaknya dan membuka 
pintu. Didapati anaknya masih belum tidur. 
“Kalau kamu betul-betul perlu uang, nah ambillah Rp 5000 ini”, 
kata si ayah. 
Kevin segera bangun dan tersenyum girang. “Terima kasih banyak ayah”, katanya begitu gembira. Kemudian dia mencari-cari sesuatu di bawah bantalnya dan mengeluarkan selembar lima ribuan yg sudah kusut. 

Saat di lihat uang itu oleh ayahnya, si ayah kembali marah. “kenapa kamu minta uang lagi sedangkan kamu sudah ada uang sebanyak itu? Dan dari mana kamu dapat uang di bawah bantal itu?” bentak si ayah. 
Si anak menunduk tidak berani menatap wajah ayahnya. “uang ini kevin kumpulkan 
dari uang saku sekolah yang ayah beri tiap hari. kevin minta lagi 5 ribu 
dari ayah sebab uang yang kevin punya sekarang tidak cukup”, jawab si anak 
perlahan. 
” Tidak cukup? memang mau buat beli apa?”, si ayah bertanya balik. 
“Ayah, sekarang kevin sudah punya 10 ribu. Ayah ambil uang ini. Kevin mau beli 
satu jam waktu dari kerja ayah. kevin ingin, ayah pulang kerja lebih awal besok. kevin kangen mau makan malam bersama ayah. “, jawab si anak tanpa berani memandang wajah ayahnya. Terdiam dan hanya merasakan air bening jatuh dari matanya. 

Sobat, sering kita sibuk bekerja dan tidak bisa membagi waktu untuk orang-orang yang kita sayangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...