Kamis, 05 Januari 2012

Mengapa Syurga Dibawah Telapak Kaki Ibu...

Baik untuk direnungkan bersama...





Saat kau berumur 1 tahun,
Ibu menyuapi dan memandikanmu.
Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.



Saat kau berumur 2 tahun,
dia mengajarimu bagaimana cara berjalan.
Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.


Saat kau berumur 3 tahun,
dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang.
Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.


Saat kau berumur 4 tahun,
dia memberimu pensil berwarna.
Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan.


Saat kau berumur 5 tahun,
Dia membelikanmu pakaian yang indah.
Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.


Saat kau berumur 6 tahun,
dia mengantarmu ke sekolah.
Sebagai balasannya, kau berteriak "NGGAK MAU!!"


Saat kau berumur 7 tahun,
dia membelikanmu bola.
Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela rumah.


Saat kau berumur 8 tahun,
dia memberimu es krim.
Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori semua bajumu.


Saat kau berumur 9 tahun,
dia membayar mahal untuk kursusmu.
Sebagai balasannya, kau sering kali bolos.


Saat kau berumur 10 tahun,
dia mengantarmu kemana saja dari kolam renang sampai ulang tahun temanmu.
Sebagai balasannya, kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam.


Saat kau berumur 11 tahun,
dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop.
Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain.


Saat kau berumur 12 tahun,
dia melarangmu menonton acara TV khusu orang dewasa.
Sebagai balasannya, kau tunggu dia sampe keluar rumah.


Saat kau berumur 13 tahun,
dia menyarankanmu untuk memotong rambut.
Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tau mode.


Saat kau berumur 14 tahun,
dia membayar biaya liburanmu ke luar kota.
Sebagai balasannya, kau tidak pernah meneleponnya.


Saat kau berumur 15 tahun,
dia ingin memelukmu setelah pulang kerja.
Sebagai balasannya, kau kunci pintu rumahmu.


Saat kau berumur 16 tahun,
dia ajari kau mengemudi mobil.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa memperdulikan kepentingannya.


Saat kau berumur 17 tahun,
dia sedang menunggu telepon penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telpon nonstop semalaman.


Saat kau berumur 18 tahun,
dia menangis terharu saat kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.


Saat kau berumur 19 tahun,
dia membayar kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar tidak malu di depan teman-temanmu.


Saat kau berumur 20 tahun,
dia bertanya dari mana kau seharian ?.
Sebagai balasannya, kau jawab "ibu cerewet amat sih,mau tau urusan orang"


Saat kau berumur 21 tahun,
dia menyarankan suatu pekerjaan yang baik untukmu.
Sebagai balasannya, kau berkata "Aku tidak mau seperti ibu"


Saat kau berumur 22 tahun,
dia memelukmu dengan haru saat kau lulus kuliah.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.


Saat kau berumur 23 tahun,
dia membelikan satu set furniture untukmu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan betapa jeleknya furniture itu.


Saat kau berumur 24 tahun,
dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya mengenai rencana masa depan.
Sebagai balasannya, kau berkata "Aduh bagaimana sih bu, kok ibu bertanya seperti itu ??"


Saat kau berumur 25 tahun,
dia membantu biaya pernikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang berjarak lebih dari 500 km.


Saat kau berumur 30 tahun,
dia memberi nasehat bagamana merawat bayimu.
Sebagai balasannya, kau berkata "Bu,sekarang jamannya sudah berbeda, ibu kuno"


Saat kau berumur 40 tahun,
dia menelponmu agar menemaninya ke pesta seorang kerabat.
Sebagai balasannya, kau berkata "Aduh bu, aku sibuk sekali, tidak punya waktu."


Saat kau berumur 50 tahun,
dia sakit sakitan dan membutuhkan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca pengaruh negatif orang tua yang menumpang di rumah anak-anaknya.


Dan hingga suatu hari,
Dia meninggal dengan tenang.
Dan tiba tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATIMU, Bagaikan palu Godam.

.

1 komentar:

  1. tidak ada yang luar biasa hal yang normal dan lumrah, karena memang sudah menjadikan kewajiban orang tua bukankah generasi terus berganti nti juga akan mengalami terhadap cucunya.
    gimana.....kok anak diwajibkan/bertanggungjawab membalas terhadap semua kebaikan orangtua.
    sebuah keniscayaan tanpa hrs dinasehati klo orangtua merawat, mendidik dan mengajari kebaikan akan tumbuh dengan sendirinya dalam pribadi anak.
    Klo ada kisah anak membunuh orangtuanya yang salah bukan anaknya.........

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...