Jumat, 06 Januari 2012

Penyesalan Terbesar

Emi Kiyosaki (saudara perempuan Robert T Kiyosaki, penulis buku “Rich Dad, Poor Dad” yang terkenal itu) adalah seorang aktivis yang sering menemani para pasien yang tengah menunggu ajalnya. Dari kegiatannya ini, Emy Kiyosaki menemukan bahwa penyesalan terbesar yang dialami manusia bukanlah penyesalan akan apa yang telah ia lakukan. Tetapi, penyesalan atas apa yang tidak dilakukan.



Ketika diberi amanah bekerja di perusahaan, banyak yang tidak memberikan kontribusi terbaik. Bekerja seadanya, yang penting gajian setiap bulan. “Saat aku diberi pekerjaan menantang oleh perusahaanku, aku malah menghindar, andai kesempatan itu dulu aku ambil maka kehidupanku tidak akan seperti ini jadinya,” begitu salah satu keluhan orang yang didampingi Emy.

Ada juga yang menyesal, “Ketika kesempatan itu datang, aku begitu takut untuk mengambilnya. Aku terlalu kerdil.” Ya, memang banyak orang yang menyadari bahwa kesempatan yang sama jarang datang 2 kali. Tapi sayang, kesadaran itu muncul justru saat mereka telah tua.

“Ketika orang-orang yang mencintaiku, pasangan hidupku, anak-anaku meminta perhatianku, aku begitu sibuk dengan diriku dan keberhasilanku sendiri, hingga akhirnya aku menyadari, aku telah kehilangan cinta mereka. Hidupku terasa kering. Bahkan aku tak lagi bisa menemukan makna kehadiran diriku di dunia ini.”

Begitu juga ada yang menyesal tentang hubungannya dengan orang tua. “Saat aku diberi kesempatan merawat orang tuaku, aku malah menyia-nyiakannya. Aku justeru lebih banyak mengeluh, perhatianku tidak 100% kepada mereka. Bahkan kata-kataku sering menyakiti mereka. Saat orang tuaku meninggal, aku baru menyadari bahwa aku telah menjadi anak yang tidak tahu diri.”

Saya berharap, Anda dan saya tidak termasuk orang yang menyesal saat ajal menjemput. Mengapa? Karena kita tidak menyia-nyiakan setiap kesempatan yang ada di depan mata. Kita tidak pernah menunda-nunda apa yang harus kita kerjakan. Kita tidak pernah menolak setiap kesempatan baik yang datang. Kita menjadi orang yang proaktif untuk berbuat positif. Kita tidak pernah berhenti melakukan berbagai kebaikan hingga ajal datang menghampiri kita. Semoga…

Sumber: http://www.jamilazzaini.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...